Senin, 22 Oktober 2012

CEKO: RASISME TIDAK MEMILIKI BUMI

Mungkin bukan pengalaman pertama tentang rasisme, tetapi yang pertama yang saya sadari karena begitu jelas. Biasanya saya hanya baca di buku, tetapi hari itu, ketika seperti biasa saya mondar-mandir di depan toko buku kesayangan, dua orang sedang berbicara dan tertawa. Mereka menunjuk-nunjuk dahi: apakah mereka berbicara tentang orang India? Karena orang India mempunyai tanda, bintik merah di dahi. Entah bagaimana perasaan itu sampai pada saya. Kenapa saya tidak berpikir bahwa mereka membicarakan tentang orang gila, atau orang yang menodongkan pistol di kepala orang? Kemudian saya melewati mereka dan salah seorang dari mereka menunjuk saya dengan sepenuh tangannya dan berteriak, "Cina!" Sepatah kata yang saya dengar dari dua patah yang dia teriakkan.

Kata-kata pertama yang terlintas di benak saya setelahnya sangat keren: Hari ini seseorang mengatakan saya Cina. Wow, saya bahkan tidak sadar bahwa saya cantik.

Saya hanya berpikir bahwa kejadian tadi keren dan akhirnya meloncat keluar dari buku pada saya.... pada awalnya. Semakin saya berpikir, tumbuhlah rasa terhina. Tolong dicatat, bukan karena saya tidak menyukai kata Cina.

Itu satu. Dua, saat saya menghadiri pertemuan YFU, saya dan teman-teman membentuk lingkaran dan saling bercerita tentang pengalaman masing-masing. Ada yang bercerita tentang pengalamannya dengan rasisme. Teman-temannya tidak mau bersalaman dengan dia karena dia berkulit lebih gelap.

Oke, mungkin itu parah. Tetapi yang parah pun berasal dari yang kecil-kecil. Ambon. Cina. Putih itu cantik. Krusial sekali. Itulah sebabnya saya ingin kalian juga bertualang di muka bumi ini, ke tempat-tempat yang berbeda dan, kalau selama ini dibelai, sekarang dihantam oleh perbedaan. Bagaimana kalian akan berusaha mengolesi roda yang macet itu dengan oli.

Cerita itu membawa saya ke Terezin.

Terezin adalah kota di Republik Ceko, bekas Ghetto atau tempat orang-orang Yahudi dikumpulkan untuk alasan perang. Salah satu tempat didirikannya kamp konsentrasi. Mencekam. Sedih.

Namun Terezin adalah salah satu kota yang beruntung karena meskipun terjepit, mereka masih bisa bersekolah, mengatur keuangan sendiri pada masa itu.










Adalah berwarna-warni foto di atas. Kenapa?


Foto sebelum saya tahu di dalam museum ini dilarang mengambil foto.


Tampak depan museum.




Di dalam museum banyak cerita. Nama-nama korban. Boneka, jimat, surat yang dibuat pada masa susah. Puisi. Gambar-gambar. Yang mengejutkan, saya melihat gambar Putri Salju ala Disney yang dibuat seorang anak! Berarti pada masa itu sudah ada kartun dong? Tahun berapa sih Putri Salju diproduksi? Tiap lebaran he he he. Waduh ini tulisan susah saya kok malah bercanda. Saya membeli sebuah buku tentang Ghetto Terezin.


Wafer yang saya kira murahan, ternyata rasanya membelai lidah.




Peta bagian dalam Ghetto Terezin. Luas dan penuh propaganda.



Di dunia ini tidak ada yang namanya bumi rasisme. Rasisme tidak memiliki bumi. Rasisme adalah minyak yang ngotot bertahan di atas air, dan usaha kita untuk menggulingkannya. xo gege arasy

5 komentar:

  1. kak, mau nanya hehe. kaka ikut program yfu? boleh nanya-nanya lebih lanjut gak tentang yfu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh sori banget. ya ampun bacanya baru setaun kemudian ya. waduh. iya, boleh aja, kamu ikut juga?

      Hapus
  2. kak aku kelas 11 masih boleh daftar yfu ga ya? ini full scholarship atau bayar? tesnya apa aja ya kak? makasih dan maaf ya banyak nanya :x :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf banget ya baru bales! Aku daftar YFU kelas 11 kok, berangkatnya kelas 12 awal, waktu itu beasiswanya parsial karena itu dari lomba. Aku ga pake tes jadinya heheh cuma bikin Powerpoint utk dilombakan :) Semangat ya!

      Hapus
  3. ini programnya kayak apa sih kak? mirip ya sama AFS?
    Kira2 bayar gak kak?
    thx :)

    BalasHapus