Kamis, 28 Mei 2015

Institut Hati yang Terluka

Beberapa waktu yang lalu, saya bergabung dengan sekelompok mahasiswa di media sosial yang nanti akan bersama-sama ke Magelang untuk mengurus suatu acara. Bertemu saja belum pernah, tapi hidup saya tidak dibiarkan tenang. Selalu ada bahan untuk dibicarakan dan ditertawakan. Mulai dari mencerdaskan, sampai kurang mencerdaskan. Dan tadi malam adalah bahan yang kurang mencerdaskan, tapi menguras perut. Perkaranya ada yang mulai membahas baper.

Sarah: Jangan sebut-sebut nama mantan, alumni he he he.
Teddy: Alumni hati ya, ha ha.
David: (((Alumni hati)))
Gian: David pingin wisuda hati?
David: Udah wisuda. 
Teddy: Institut Hati yang Terluka.
Ken: Dihadiri barisan para mantan.
Nabila: *tisu*
Ken: Mata kuliah di IHT, Telaah Pranata Masyarakat Lajang I, 3 SKS.
Gian: Emang udah dapet acc dosbing?
Ken: Belum, soalnya complicated tidak termasuk 'lajang'.
Teddy: Kalau berpasangan maka akan di-DO paksa oleh pihak rektorat.
Nabila: *garuk tembok*
Teddy: Dasar Menggaruk Tembok, 2 SKS.
Ken: Statistik Detak Jantung dan Denyut Nadi Dekat Mantan, 2 SKS, wajib lulus.
Teddy: Manajemen Detak Jantung dan Denyut Nadi Dekat Mantan, 3 SKS. Mata kuliah prasyarat: SDJDNDM.
Saat wisuda akbar akan diputar slideshow foto bersama mantan.
Nabila: Sabotase wisuda.
Teddy: Pegangan yang kuat.
Ken: Himne wisuda, Wrecking Ball.
Teddy: The One That Got Away jadi mars kampus.
Nabila: Skyscraper. Man on Wire.
David: The Man Who Can't Be Moved.
Nabila: Human. Jar of Hearts. You Ruin Me.
Teddy: Habis slideshow ada bonfire raksasa. Yang dibakar, kado mantan, tiket nonton berdua.
Nabila: Nota-nota makan bareng.
Teddy: Bungkus cokelat sisa Valentine. 
Nabila: Bunga-bunga yang sudah menghitam. 
Teddy: Kartu ucapan first anniversary, second anniversary... dan third anniversary yang tak sempat dikasih.
Nabila: Chip nomer baru yang sengaja dibeli biar satu operator.
Ken: "Saudara Teddy dipersilakan naik ke atas panggung." ... Hening. Lalu, BADUMMM~ "I can be like a wreeecking baaall..."
Teddy: *sambil ayun-ayun di atas auditorium*
David: Kalo gak kuat kelulusan dibatalkan ya.
Ken: Bukan, bukan tak kuat. Tapi tak kuasa.
Teddy: Kepada wisudawan terbaik dipersilakan untuk menyalakan api unggun.
Ken: Untuk secara literal menyulutkan cinta yang membara dan tak terpadamkan.
Teddy: Karena bagaimanapun juga dia yang pernah mengisi hati yang sepi ini. Walau kemudian hanya untuk pergi.
Wahyu: *imagining this conversation into a drama series* Ratingnya bisa 9.6 nih... Nyaingin Game of Throne.
Teddy:

COMING SOON THIS SUMMER ON NETFLIX!

Sabtu, 09 Mei 2015

Why You Are Happy

They say, you know you want to be with someone, when you keep wanting to tell him, why you are happy, why you are sad, why you are confused. I want to tell him.

But I don't.

Rabu, 15 April 2015

Mendingan: Analisis Non-Empirik Melibatkan Kata "Statistik" Mengenai Komparasi, untuk Golda

Untuk Golda.

Kenapa untuk Golda? Karena Golda nagih tulisan terbaru saya dan menuntut saya untuk jadi produktif.

Saya pernah baca cuplikan kata-kata seseorang.

"Kamu tidak akan pernah bisa menenangkan seorang anak yang merajuk dengan mengatakan, lihatlah, banyak orang kelaparan di negara bla karena dua hal itu tidak sama."

Tidak! ada yang langsung menolak mentah-mentah quote ini. Karena, kan, kita mesti selalu melihat ke bawah untuk bisa bersyukur.

Tetapi, seperti biasa menolak untuk berafiliasi (walaupun dengan begitu sendirinya saya juga masuk golongan non-golongan), saya memilih untuk mengiyakan dan menidakkan. Mengiyakan? Kan, kalau bisa diambil positifnya, mengapa tidak.

Hari ini saya baca bagaimana orang-orang berantem, adu komentar di Facebook mengenai JILBOOBS. Jilboobs yang itu? Iya, yang menggabungkan kata jilbab dengan boobs itu. Dan yang saya baru tahu, ternyata boobs berasal dari kata boobies yang digunakan untuk memaki, "Bodoh!" Makanya istilah jilboobs ini menyinggung si penulis, yang mengatakan, istilah itu merendahkan harkat wanita.

"Haruskah kita menilai pribadi utuh hanya dari gambar berdimensi dua, tidak utuh dan hanya sebagai potongan?" Kira-kira begitu. Diamini pula oleh beberapa komentator: lebih baik, daripada tidak sama sekali.

Tetapi ada juga yang menyambar. Katanya, mendingan gak usah jilbaban sekalian, kalau masih pamer-pamer dada.

Mendingan.

Mendingan.

Mendingan.

Yaelah jon. Hari gini juga. Gol, kamu lihat benang merahnya kan, yang kiwir-kiwir itu? Mereka bermain-main di ranah komparasi, jadi kadang mereka gagal melihat seseorang sebagai pribadi yang utuh. Saya seringkali pula menghindari komparasi, karena apapun sama-sama harus dioptimalkan.

Tetapi kalau kita hari ini masih membanding-bandingkan, tidak apa-apa. Kita selalu perlu statistik supaya empirik.