Rabu, 15 April 2015

Mendingan: Analisis Non-Empirik Melibatkan Kata "Statistik" Mengenai Komparasi, untuk Golda

Untuk Golda.

Kenapa untuk Golda? Karena Golda nagih tulisan terbaru saya dan menuntut saya untuk jadi produktif.

Saya pernah baca cuplikan kata-kata seseorang.

"Kamu tidak akan pernah bisa menenangkan seorang anak yang merajuk dengan mengatakan, lihatlah, banyak orang kelaparan di negara bla karena dua hal itu tidak sama."

Tidak! ada yang langsung menolak mentah-mentah quote ini. Karena, kan, kita mesti selalu melihat ke bawah untuk bisa bersyukur.

Tetapi, seperti biasa menolak untuk berafiliasi (walaupun dengan begitu sendirinya saya juga masuk golongan non-golongan), saya memilih untuk mengiyakan dan menidakkan. Mengiyakan? Kan, kalau bisa diambil positifnya, mengapa tidak.

Hari ini saya baca bagaimana orang-orang berantem, adu komentar di Facebook mengenai JILBOOBS. Jilboobs yang itu? Iya, yang menggabungkan kata jilbab dengan boobs itu. Dan yang saya baru tahu, ternyata boobs berasal dari kata boobies yang digunakan untuk memaki, "Bodoh!" Makanya istilah jilboobs ini menyinggung si penulis, yang mengatakan, istilah itu merendahkan harkat wanita.

"Haruskah kita menilai pribadi utuh hanya dari gambar berdimensi dua, tidak utuh dan hanya sebagai potongan?" Kira-kira begitu. Diamini pula oleh beberapa komentator: lebih baik, daripada tidak sama sekali.

Tetapi ada juga yang menyambar. Katanya, mendingan gak usah jilbaban sekalian, kalau masih pamer-pamer dada.

Mendingan.

Mendingan.

Mendingan.

Yaelah jon. Hari gini juga. Gol, kamu lihat benang merahnya kan, yang kiwir-kiwir itu? Mereka bermain-main di ranah komparasi, jadi kadang mereka gagal melihat seseorang sebagai pribadi yang utuh. Saya seringkali pula menghindari komparasi, karena apapun sama-sama harus dioptimalkan.

Tetapi kalau kita hari ini masih membanding-bandingkan, tidak apa-apa. Kita selalu perlu statistik supaya empirik.

1 komentar: