Minggu, 21 Oktober 2012
I LOVE MY ENGLISH TEACHER
Di sini, kelas sebelas mempunyai sistem yang berbeda dengan kelas sepuluh, namanya course system, alias kayak kuliah. Setiap pelajaran kita berada bersama orang yang berbeda. Dan kita bisa memilih ingin mengambil kelas dasar atau intensif, tetapi paling banyak kita ambil dua kelas intensif. Kelas intensif saya adalah kelas bahasa Inggris--tentu saja! Kelas dasar selain bahasa Inggris aja saya enggak ngerti, apalagi yang intensif. Dan saya enggak menyesal memasuki kelas intensif ini, karena....
I LOVE MY ENGLISH TEACHER!!
Dia lucu sekali. Hari pertama, mungkin karena bingung, saya enggak menangkap sama sekali apa yang terjadi di kelas dan semuanya berjalan terlalu cepat. Waktu itu saya berpikir saya akan menyerah dengan kelas ini dan mengambil kelas dasar yang sudah saya ikuti. Tetapi saya datang lagi dan menyadari saya akan menyukai kelas ini.
Kami membahas drama lama, benar-benar Inggris--dan Amerika. Friedrike, seorang teman saya, melanggar aturan dengan melihat henponnya di bawah meja (di sekolah ini, selama sekolah masih berlangsung, bahkan saat istirahat, henpon tidak boleh dikeluarkan--saya paham, itu mengganggu komunikasi langsung) dan sayangnya sang guru melihat.
"Lily," katanya pada cewek di sebelah Friedrike, "tolong ingatkan tetanggamu karena aku melihatnya lagi dengan henpon di bawah meja."
Lucu sekali. Lalu dia bilang, "Kali ini aku baik hati. Tapi lain kali aku akan langsung menyambar henponnya, karena aku kejam."
Kali pertama saya berani mengangkat tangan adalah saat kami membahas potongan drama Romeo dan Juliet. Saya belajar banyak. Contohnya saya jadi tahu bahwa adegan Romeo dan Juliet ciuman dulu adalah lucu sekali, soalnya zaman itu tidak ada pemain perempuan! Kalian yang laki-laki pasti geli perutnya. Lalu Romeo adalah seorang yang penuh trik. Dia merayu Juliet dengan pintar sekali sampai akhirnya berhasil mendapatkan ciumannya.
Saya mengangkat tangan dan bilang, "Dia selingkuh."
Kata sang guru, "Absolutely! He was so in love with this girl, and then he saw Juliet and suddenly, BUM."
Kata favoritnya adalah, "Good." Dia selalu mengucapkannya kalau kami memberikan pendapat. Saya suka karena saya bisa berpikir di kelas ini dan mengungkapkannya.
Lalu kami membahas puisi tentang angin yang seperti kucing. Dia bertanya tentang apa puisi itu sebenarnya. Seorang murid menjawab kucing. Saya berbisik, "Angin."
Dan guru saya juga berbisik, "Ya, tapi bilang lebih keras."
Setiap beberapa waktu kami mendapatkan tes: menulis--walaupun saya enggak pernah hadir karena mengikuti kursus Jerman. Seseorang bertanya apakah mereka boleh memakai kamus.
"Ya, kamu boleh punya kamusmu sebanyak yang kamu mau. Kamus Besar Bahasa Inggris, Leksikon.... Tetapi tanpa kamus online."
"Hhhh," kata murid-murid.
"Pertama, karena aku middle-aged teacher." Dia selalu bilang bahwa dia tua dan memanggil dirinya sendiri, "Your middle-aged teacher."
"Kedua, karena itu tidak ada di kurikulum."
Sudah puas tertawa sampai di sini? Kalau kalian tidak, saya sih sudah. xo gege arasy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar