Sabtu, 08 September 2012

PRE-DAY: UNACCOMPANIED MINOR



Setelah turun dari pesawat saya dibawa petugas ke ruang UM, naik mobil bandara! Rasanya seperti naik kereta kelinci dan semua orang melihat ke arah saya, tetapi saya menikmati fasilitas menyenangkan yang diberikan ini.

"You have to pay 100 dollars for the airport tax," kata petugasnya. "100 dollars?" Saya melotot. "No, just kidding." Dia banyak bercanda sepanjang perjalanan. Di depan kami duduk dua orang temannya, satu pengemudi mobil, dan satu pengelap kaca. "You're not working," kata si petugas pada pengelap kaca. Jadi si pengelap kaca turun dan mengambil lap untuk membersihkan kaca mobil. "Automatic car washer," kata si petugas terkekeh. Lalu mobil berjalan lagi, pelan. "Too lame, i'm so sleepy," oceh si petugas. Saya tertawa. "I have a coffee, Yowan, you don't like coffee." Yowan adalah si pengemudi mobil. Si petugas menggoda Yowan. Sebetulnya itu tidak terlalu lucu, tetapi si petugas punya aksen yang sungguh berbeda dari bahasa Inggris yang pernah saya dengar. Ketika kami turun si petugas bilang, dia menantikan tumpangan selanjutnya dan dia akan mentraktir mereka es krim.


Ruang tunggu Unaccompanied Minor. Membosankan, enggak ada bacaan dan parahnya, tv yang disetel menayangkan film-film dewasa (tembak-tembakan dan pembunuhan zombie). Tetapi mungkin itu ya maksudnya, supaya kita berkenalan dengan anak-anak yang lain :)


Setelah berjam-jam enggak ngomong dan merasa hampir gila, akhirnya saya berkata pada seorang gadis kecil di sebelah, "Where are you from?" "Russian." "What's your name?" "Ara."

Terus kami mengobrol dan bermain hangman saking bosannya. "I'm really gonna die here," kata Ara, yang ternyata namanya tidak ditulis Ara tetapi Ira. Saya perhatikan waktu bilang begitu dia mengangguk-angguk. Qisthas, alumni YFU Amerika, juga mengangguk-angguk waktu bilang, "Or you're gonna die." Why is so? :)

Daaan.... Saya bertanya pada Ira, "Is my English bad? Hard to understand?" Dia mengangguk!

Setelah beberapa lama dia harus pergi karena pesawatnya sudah mau berangkat. "I'm lonely again," saya bilang. Kata salah satu petugas, "Don't worry. There's a lot coming."


Teman kedua saya, dari Korea. Saya pikir dia dari Indonesia dan sombong sekali karena tidak mau menyapa. Ternyata dia dari Korea Selatan, tetapi dia tinggal di Afrika Selatan. Dia bilang dia tidak sekolah selama tiga bulan karena anak-anak di sekolahnya nakal dan merokok dan minum. Dia cerita soal sejarah kotanya di kampung halamannya Korea Selatan, walaupun bahasa Inggrisnya tidak lancar dan kami harus menggunakan kertas. Dia bercerita bahasa Korea banyak diambil dari bahasa Cina. Dia tidak suka roti dan dia makan kimchi. Dia terpaksa makan muffin setelah lapar. Namanya Kim Jeong Hyup. Saya lupa apa artinya Kim, tetapi Jeong artinya light, cahaya. "Oh, light?" "No, no.... Light, light." Dia menulis di kertas saya, 'wrong >< right'. Oh! Jadi sebetulnya itu right, benar. Lalu Hyup artinya bantuan. Nama yang penuh makna.

Kim Jeong Hyup sudah pergi ke mana-mana dan punya uang dari negara yang berbeda-beda. Saya diberi koin dari Afrika Selatan! :) "Is this really for me?" Dia mengangguk.



Keren.


Makanan yang disediakan di ruang UM.



Ukuran gelasnya sama, tetapi ketika di pesawat dari Jakarta ke Dubai, namanya Aqua. Ketika di Dubai, namanya berganti menjadi Oasis.

xo gege arasy

1 komentar:

  1. oh, so your english was bad huh?
    really enjoyed the story about the korean boy...
    XD ketawa bareng ibu.

    BalasHapus