Rabu, 02 Januari 2013

MASJID KOTAK (Bagian Dalam)


Sebelum ke masjid jilbaban yang cantik dulu hihihi. Tapi alasan saya di situ sebenarnya curang _-_ saya baca buku karangan Salsabiela Rais (iya, putrinya Amien Rais), tentang waktu ia mengunjungi masjid di Eropa tanpa jlbab dan tak boleh masuk. Lebih baik berjilbab dengan alasan itu atau tidak berjilbab? Ah, tak tahulah saya.

Baca juga kisah martir jilbab Marwa El Sherbiny di Jerman, yang namanya sama dengan nama masjid ini.

Kerudung yang saya pakai itu sebenarnya syal, tanpa peniti pula, tapi menutup dengan sempurna dengan teknik untel-untel. Takkan berhasil dengan kerudung licin yang lagi tren.

Saya membuka gerbang dengan takut-takut. Untungnya ada dua pria di situ, lagi mengerjakan sesuatu dan mereka membawa dua cangkir kosong yang sepertinya bekas minum teh. Saya pengen teriak, "Assalamualaikum!" tapi gak berani. Mereka bilang, "Ayo masuk." .... Sebenarnya saya sudah mencoba, tapi karena ndeso, saya nggak berhasil membuka pintunya.

Mereka sepertinya orang Turki. Bahasa Jerman mereka sulit saya pahami, tapi saya berhasil mengkomunikasikan apa yang saya inginkan. Selepas wudu (sambil dengan terharu memperhatikan poster-poster bertuliskan bahasa Arab dan berterjemahan bahasa Jerman di dinding) saya mengeluarkan rukuh dari tas dan sholat selama-lamanya, selama mungkin yang saya nyaman dengannya. Saya nangis terharu, enggak tahu itu air mata buaya atau bukan, pokoknya saya nangis. Lalu saya baca Al Qur'an sedikit.

Terimakasih ya Allah, terimakasih saya diberi kesempatan sholat di sini.


Dindingnya dihiasi panji-panji pesta, kreatif ya. Lucunya, panji-panji itu juga saya beli beberapa waktu sebelumnya.



Di rak buku ada beberapa buku runyam tentang Islam, kepengen baca, tapi waktu itu belum ada waktu, dan pastinya bukunya dalam bahasa Jerman sulit.

2 komentar:

  1. Aku jadi mabayngin gimana rasanya setelah sekian lama nggak ketemu sama masjid dan akhirnya bisa ketemu masjid untuk sholat disana. Tubuh gemetar, jiwa melemas, dan diri serasa mengecil di hadapan Allah. .

    Pengalaman yang indah ;-)

    BalasHapus