Senin, 04 Maret 2013

Kue-Kue (Basah)

Kata orang, harus jauh dulu dari rumah supaya bisa ngerti arti rumah. Tapi waktu masih di rumah, saya sudah ngerti arti kue-kue (basah) ini. Di kelas cuma Panda dan saya yang doyan ("kok lainnya pada nggak suka sih! kan enak"). Di keluarga saya Budhe nggak suka kue-kue (basah). Untungnya ibu saya membuat saya turut melestarikan jajanan-jajanan khas Indonesia ini dengan mengajari saya enaknya kue (basah). Karena sudah ngerti, sekarang yang tinggal hanya kangen....

Lemet





Lembut dengan rasa gula merah, tapi namanya kue tradisional, ya gitu deh, di sudut-sudut gula merahnya kaya banget, di tengah-tengah kadang dinginnya singkong bikin kaget (nggak kaget-kaget banget, maklum istilah masak). Orang kadang-kadang bilang namanya ketimus.

Lepet





Kue yang membingungkan saat akan digolongkan manis atau asin. Asin sih tidak, lebih ke umami, tapi manis juga tidak. Ketannya gurih dingin (kalau dimakan dingin) dan tiba-tiba kita menggigit kacang merah yang manisnya nggak berlebihan. Yang bikin repot kadang-kadang adalah pembungkusnya yang panjang dan sering bikin tangan belepotan saat membuka.




Getas yang sukaannya bapak ini untung juga dijual di sekolah, murah lagi, terimakasih ketan gampang didapat. Kalau getas saya minta atau ambil dari meja gitu wajahnya bapak seakan belahan jiwanya dimakan saya....

Masih banyak lagi.

Waduh, mungkin saya sudah sombong dengan mengatakan saya mengerti kue-kue (basah) ini. Saya dulu juga sering kadang merasa bosan, tiap hari Minggu kue mangkok, tiap Lebaran rengginang (eh itu nggak basah sih ding, apapun). Dan jauh dari rumah memang menyadarkan saya saya akan dan sudah kangen kue-kue (basah) itu....

Terimakasih, Ibuk.

Terimakasih, Ba(Pa)k, buat getasnya.

Trims Din sudah berduet "kami-suka-kue-basah" dengan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar