Selasa, 05 Juni 2012

surat untuk torey

"kenapa? aku ini anak gila; aku menyakiti ikanmu. Kenapa kamu baik padaku?"



sepotong ujaran Sheila dari buku One Child oleh Torey Hayden itu mengingatkan saya pada pesan singkat yang dikirim seorang teman beberapa waktu lalu.

"kenapa sih kamu masih aja peduli ama "pembohong" ini?"

yah, begini ceritanya. saya punya seorang teman yang istimewa, amat sangat. sebab dia berbeda. semua orang berbeda, tetapi dia berbeda sekali.

pertama, dia pemalas, tapi sangat cerdas. ingat ucapan Profesor Oc tentang Peter si Spiderman? "Peter, cerdas tapi pemalas". Pemalas... Cerdas baginya seperti pahitnya ramuan obat Profesor Lupin di Harry Potter, dan kemalasan adalah gula yang membuat ramuan itu tak berguna.




dia sangat cerdas. dia pernah menulis-nulis dalam abjad yang belum pernah saya lihat, dia bilang dia melihatnya di komputer kemarin. kemarin. dia menghafal informasi yang orang-orang nyaris tak punya waktu untuk memperhatikan. misalnya, dia kadang-kadang mengirim pesan singkat, salah satu awalannya begini: 'indricotherium adalah...'


kalau menurut Wikipedia, indricotherium adalah... genus binatang yang telah punah yang hidup di Asia selama akhir Oligocene dan awal Miocene pada periode Tertiary (37-32 juta tahun yang lalu)


!


dia tak punya koneksi internet.


!


sewaktu kecil otaknya dipenuhi dengan bacaan SMA kelas 2 (kerabatnya guru). bacaan yang masih diingatnya sampai sekarang, detik ini, lengkap dengan titik dan koma.



tetapi matanya dipenuhi dengan kemalasan. saya bertanya pada seseorang yang (dirinya sendiri mengatakan) bisa membaca wajah: alis, mata, segala kontur. dia bilang mata teman saya dipenuhi dengan kemalasan. saya 'tidak ingin memercayai' dia, bisa saja dia salah kan? bisa saja itu hanya kesan... tapi tampaknya memang begitu.


kalau ada tugas yang belum dikerjakan dia akan bilang dia sakit, meriang, menggigil, batuk, panas, muntah-muntah.

dia kabur dari kelas waktu harus mengerjakan tugas. saya kejar. saya lari dan tarik tasnya, ia menggeram-geram pada saya agar melepaskan, jadi saya takut. saya lampiaskan tangis di bahu teman lain sesudah itu. dan saya kesal sekali jadi sekarang saya tak mengingatkannya lagi. I get angry everyday, but I also easily forget--Julia Perez. Saya bukan pendendam, tapi untuk membawa saya kembali ke suasana yang mengesalkan hati, untuk sementara ini amit-amit.'



Tetapi...

sudahlah... semua orang punya perasaan masing-masing
from: sahabat

itulah balasan sahabat saya ketika saya mengadukan kelakuan teman saya. saya katakan, "bagaimana agar dia berubah?" itulah balasannya. begitu banyak yang saya tangkap dari sepotong kalimat itu, meskipun saya tak bakal pandai mengungkapkannya (baca: bingung). mungkin saya tak boleh memaksakan kehendak saya pada dia?




apabila seorang anak dipaksa terus menerus untuk membawa sebuah beban, maka ia bukan akan mencari jalan untuk menyelesaikan masalah tetapi menggunakan otak dan seluruh kemampuannya untuk menghindari paksaan tersebut. saya lupa siapa yang bilang.

tapi kasian dia ka. kasian semuanya
from: gege


memang kok, pikir saya. kami sudah cukup kasihan untuk ikut repot memikirkan akibat yang tak dia pikirkan kalau dia tak mengerjakan tugas-tugasnya, kami itu anak-anak dan wali kelas yang lebih kasihan lagi.


berubahlah kalau ingin orang lain berubah
from: sahabat


ya! saya betul-betul kurang sabar menghadapi dia. kata bapak, nasihat memang sulit masuk, sulit menembus tengkorak orang. kalau usaha pertama belum berhasil, besok kita ulangi lagi. itu yang penting. anak-anak kelas suka bilang "tapi kita sudah cukup sabar". mungkin dia akan berubah pikiran kalau saya ulas kejadian satu ini.




anak-anak sedang ngomongin seseorang yang juga membutuhkan kesabaran dalam menghadapinya. ada seorang anak yang gemar memprotes segala dari seseorang itu. ia selalu punya alasan. saya bilang, "memang kita juga yang kurang sabar"


lalu ia tampak malu. "memang sih". sebentar. baru setelah itu ia katakan, "tapi lo..." ... Wah, kali ini ia tak punya alasan untuk tidak malu sebelum menyusun satu. jadi saya bisa dibaca benar kan?


orang-orang mengharapkan lebih dari teman saya padahal dia sudah istimewa. dia betul-betul tak punya kesadaran jadi untuk apa mengharapkan dia berubah? itu mah sama saja dengan memarahi orang gila karena melempar batu ke kaca mobil, percuma. saya tidak merendahkan dia. hanya saja, seperti pernah saya kirimkan dalam bentuk pesan singkat pada seorang teman, kegilaan hanya kegilaan jika tak ada yang mengerti di sekelilingnya, hanya butuh penerjemah yang tepat.



kedua, dia berbohong pada saya. bohongnya tidak besar sih, tapi mengesalkan. satu kelas diminta untuk menuliskan nomor henpon masing-masing. dia tidak menulis, lupa katanya. saya suruh untuk lihat di henponnya, dia bilang tak bawa. "bohong, dia bawa" kata seorang anak kelas. saya kaget. "kamu bohong pada saya?" "halah cuma bohong kecil saja kok". ala mak jaaang! saya tak menemukan pentingnya berbohong di kasus ini. oke lah bohongnya kecil, tapi hal yang gampang dijujuri seperti ini saja sudah ditutupi dusta, nanti yang lebih besar bagaimana? enteng saja dianggapnya.


itu nyambungnya dengan ucapan dia tentang peduli dan pembohong.


jeda: dia... setitik hatinya menyadari bahwa dia memang 'pembohong'. seperti sheila yang menyadari bahwa dia 'gila'. seperti Totto-chan yang jauh dalam hati merasa bahwa dirinya dianggap aneh dan berbeda dengan lain. dia bukan tidak peduli dengan segala omongan orang. dia mengerti apa yang mereka pikirkan. ya, dia punya perasaan. saya tekankan telapak tangan ke dada. sakit. (jeda habis)


saya katakan, dorongan hati. barangkali jawaban yang tak bijaksana.


ketiga, dia tidak seperti lelaki lain yang macho, bermain sepakbola, dan punya banyak kawan. jadi dia digodai. suatu hari teman-temannya mengganti pilihannya untuk masuk ke suatu program menjadi ke program saya ini tanpa sepengetahuan dia. setelah tahu, dia menolak mengganti, bahkan walau ditawari berkali-kali.

kenapa? kenapa kamu memilih masuk kelas yang kecil dan bermurid sedikit ini? kenapa kamu ngotot? saya berpikir. adakah kamu menghindari teman-teman yang menindas kamu, menertawakan kamu? tak berusaha mengerti kamu?

saya berpikir dengan marah tentang seorang gadis yang menurut saya 'genit'. dia selalu memanggil kamu dengan namamu setiap kali lewat kelas. jika dia tidak melihatmu, sepertinya dia berusaha mencarimu. dia bukannya menyukaimu. panggilan itu jelas-jelas ejekan!


(untunglah, seseorang lagi, yang juga selalu dipanggil gadis itu dengan mengejek, menegaskan: kamu kok genit, saya tidak suka)


dia gadis yang sama yang bermain-main dengan kata YPAC. Yayasan Perguruan Anak Cacat. YPAC, YPAC, untuk mengejek orang. seperti sesuatu yang lucu. oh, jadi itu lelucon? kamu, yang tidak punya waktu untuk mengerti tentang teman saya. kamu, yang waktumu kamu habiskan untuk memikirkan cita-cita yang telah dipantaskan orangtuamu untuk kamu, sehingga harus melalui ini-itu, memikirkan dirimu dan tidak orang lain.


keempat, dia tidak mandi pagi ini, dingin. saya kenal orang yang kalau tergesa-gesa ke sekolah hanya menyempatkan diri untuk cuci muka, tetapi teman saya tidak terasa normal.


kelima, kamu Michaelangelo, Andy Warhol, Brett Helquist, pelukis dunia yang belum diakui. kamu punya buku tebal bersampul hitam yang isinya monster-monster berbeda jenis pada tiap halaman, dengan nomor urut yang kamu tambahkan setiap kali menggambar satu. tak ada dua yang sama, dan kamu menggambar dengan bolpoin seakan-akan tak memerlukan penghapus dan gambar itu terpatri di benakmu. kamu bahkan dapat menggambar monster di Spongebob sampai ke detilnya. pewarna yang kamu suka adalah spidol merah dan hitam. terang, katamu.


keenam, kamu selalu cepat-cepat pulang, tak pernah tinggal di sekolah lebih lama atau berusaha begitu. kamu mengesalkan anak-anak kelas karena tak ikut pemakaman satpam sekolah yang diharapkan dihadiri semua. kamu takut jauh... itu katamu. apa sih yang kamu pikirkan? (bukan nada marah)


ketujuh, kamu punya segudang lelucon jayus maupun bikin terpingkal-pingkal, gombalan yang bikin geli, trik sulap, semua kamu buat pertunjukan dengan wajah meyakinkan, semua dengan gaya anehmu yang tidak seperti cowok lain.


kamu adalah keistimewaan yang belum bisa saya tangani. saya membutuhkan Torey Hayden, tetapi dia tidak ada alamat email yang bisa saya kirimi surat minta nasihat.


kamu sudah berhadapan dengan segala jenis orang yang tidak mengerti kamu, juga tak membela kamu. saya... kami... saya, atau kami anak-anak kelas... sudah berusaha membela kamu sesabar kami, semampu kami. saya sudah katakan kamu tak punya koneksi internet, tak bisa mengerjakan tugas yang berhubungan dengan internet karenanya. lalu seseorang bilang kamu hidup di zaman batu. kami bilang kamu tinggal di desa. itu baru satu contoh. dan kejadian lain yang tak berhenti bergulir seperti air hujan jatuh dari daun-daun.


beberapa depa waktu ke depan saya takkan ada di sini untuk kamu. tak bisa. saya harap anak-anak kelas takkan menyerah menghadapi kamu, sebab kalau semuanya menyerah, kamu akan ikut menyerah juga, terseret ke dalam dunia yang terlalu sibuk dan lebih memilih menenggelamkan orang-orang seperti kamu...


NB berteman dengan orang biasa memang enak, tetapi berteman dengan orang luar biasa adalah susah. tetapi saya ingin bisa melakukannya kapan saja, di mana saja, seperti bibi saya dan temannya yang ndeso, Mpun


NB lagi. saya harap kamu bisa bersekolah di tempat yang benar-benar meninggikan keahlianmu. saya ada sepupu jauh yang kelihatan tak pintar di sekolah, NEM nya tidak seberapa, nerd, tapi dia kotak-katik henponnya seperti dewa komputer bekerja, dia masukkan game dari komputer, buatan sendiri, ke dalam situ. dia pintar! begitu pula kamu... dan kalian harus mendapat tempat yang tepat


NB lagi-lagi. untuk gambar saya ambil dari blog teman karena tak punya sendiri. 

2 komentar:

  1. Gambarnya bagus and keren deh! :D

    BalasHapus
  2. iya :D thanks
    makanya, sayang kalau bakatnya tenggelam
    punya blog juga?

    BalasHapus