Sabtu, 02 November 2013

Hiburan Kecil dari Tuhan

Saya selalu percaya Tuhan itu ada. Dan Dia selalu menghibur saya, seperti anak kecil dari zaman Victoria yang sesekali membawakan gurunya apel. Seperti ketika dibuatNya supir angkot yang akan saya naiki menghadiahkan senyum kecil ketika saya menangis sampai mata merah diguyur hujan karena suatu alasan. Seperti ketika diberikanNya semut kecil untuk teman kala saya merasa takut sendirian.


KehadiranNya pagi ini ditandai dengan seekor burung yang mampir dalam gaya seperti nyaris menabrak jendela depan ketika saya sedang berdiri di depannya, menyanyi melimpahkan emosi seperti biasa. Dia terbang langsung menjurus ke jendela dari udara, berhenti mendadak seperti kereta mengerem tepat sebelum palang, sayapnya berkepak ratusan kali dalam satu kedipan. Entah apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan manuver itu, tapi bagaimanapun dia cantik sekali. Paruhnya lengkung, bulunya hijau kecuali bagian perutnya, yang berwarna kuning. Dia kecil sekali, lebih kecil dari burung gereja, saya bahkan sempat berfantasi dia adalah burung kolibri. Dan dia tidak langsung pergi, hinggap dulu di tiang jemuran seolah memberi saya kesempatan untuk menikmati hiburan kecil ini, atau untuk pamer. Lalu dia terbang pergi, suaranya masih saya bisa dengar dari atas atap selama beberapa saat, dan hening. Saya kembali lagi ke ruang tamu, mengharap. Tidak ada apa-apa, hiburan itu begitu singkat, namun membuat saya berpikir panjang.

Mungkin pembaca akan menertawakan melankoli saya yang berlebihan, tapi (dan syukur itu harus dicari sampai - dan nikmat itu ada dalam - partikel-partikel terkecil).... Dalam keharuan,

gegearasy



The yellow-bellied greenbul is an attractive little bird that can sometimes become quite friendly and used to the presence of people. Nama Indonesianya apa ya? Dari www.wilkinsonsworld.com

1 komentar: