Kamis, 02 Oktober 2014

Hadiah Ulang Tahun

Menulis status panjang-panjang di Facebook adalah bentuk kemalasan saya me-logout akun Google yang biasanya ter-signed in sebagai kakak saya dan menunggu loading setting Blogger yang lama. Tapi menulis ini, saya tidak mau membuat teman-teman saya, yang notabene bertebaran di Facebook, merasa sedih. Saya hanya ingin menulis.

Di sini, sedikit untuk kamu.

Profil-profil followers Twitter membanjiri layar saya. Saya berhenti di deretan profilmu. Ada kata-kata FOLLOWS YOU tertera di situ. Kamu tidak akan pernah membaca timeline saya lagi, tapi kamu tidak punya kemampuan untuk unfollow saya, adalah hal pertama yang terpikirkan oleh saya.

Kemarin di kelas B2-Niveau kami membicarakan perayaan-perayaan di Indonesia, termasuk ulang tahun. Pertanyaan sang dosen, "Hadiah terburuk apa yang pernah kamu terima di ulang tahunmu?"

Sehari sebelum ulang tahun saya, kamu dipanggil Tuhan.

Saya bukan orang yang gampang mengumpulkan air mata di pelupuk lantas menangis. I'm not paying tribute with tears. Teman-teman kamu, yang juga teman-teman saya, bilang mereka sudah menangis tadi pagi. Saya tidak. Saya hanya tidak percaya. Sampai hari ini pun, masih aneh rasanya memikirkan kamu sudah naik ke surga. Buat saya, kamu harusnya selalu di bumi, baik-baik saja walaupun kabarmu tidak ditanyakan. Seharusnya tidak perlu ditanyakan, karena kamu akan selalu sehat-sehat saja seperti teman-teman yang lain.

Tapi sekuat apapun waktu itu saya berdoa, paginya, alih-alih ucapan selamat,

...

Yah, Tuhan memang sayang kamu. Facebook kamu kebanjiran kata-kata duka. Tuhan membaca semuanya, Dan, Tuhan membaca post-post itu satu demi satu, kalimat demi kalimat, kata demi kata.

Ya ampun, apa ini air di pipi saya?

Tidak adil ya, teman-teman kita mendapat kesempatan bertemu kamu kedua bahkan ketiga kalinya, saya tidak. Waktu kita semua berpisah, kamu bilang,

"Gila, aku nangis, wak."

Wak itu panggilan sayang untuk teman. Kamu memberikan saya hadiah yang masih saya ingat sampai sekarang, dan hadiah itu berupa keyakinan dari kamu, bahwa apa yang kita miliki, pertemanan kita, persahabatan kita, berharga.

Tuhan sayang kamu, Dan, Tuhan sayang kamu. Doakan teman-temanmu yang masih berjuang di bumi ini. Einblick, fuer immer!